(bukti percakapan dan transfer uang)
Batu Bara, Metro Online – Hati – hati, ada penipu mengaku sebagai Zul Manurung pegawai Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Labuhan Ruku yang bisa mengatur pemindahan kamar dengan meminta sejumlah uang kepada keluarga tahanan.
Aksi penipuan ini terungkap dari peristiwa yang dialami Wahyudi Panjaitan alias Yudi warga Asahan yang memiliki kerabat tengah menjalani masa tahanan di Lapas Labuhan Ruku, Kabupaten Batu Bara.
Menurut Yudi, awalnya dia mengenal oknum yang mengaku sebagai Zul Manurung ini dari kawannya bernama Rio Naibaho warga Kota Tanjungbalai. Yudi bermaksud hendak mengurus kamar sepupunya yang menjadi tersangka tindak pidana, awalnya menghubungi Rio Naibaho via telepon dan bertanya apakah dia memiliki koneksi atau kenalan di Lapas Labuhan Ruku.
Dalam pembicaraan itu Naibaho mengaku memiliki koneksi bernama Zul Manurung yang bekerja sebagai pegawai di Lapas tersebut. Naibaho pun mengirim nomor kontak Zul Manurung kepada Yudi agar bisa berkomunikasi secara langsung.
Kemudian Yudi menghubungi nomor kontak tersebut via whatsapp, Kamis 20 Maret 2025. Melihat foto profil dalam WA tersebut gambar seorang berpakaian dinas pegawai lembaga pemasyarakatan bersama istri dan anaknya, Yudi pun merasa yakin bahwa orang tersebut benar – benar pegawai Lapas.
Selanjutnya Yudi memperkenalkan diri dan menyampaikan keinginannya untuk memindahkan kerabatnya yang baru dikirim ke Lapas Labuhan Ruku dari kamar yang ramai penghuninya ke kamar yang agak longgar dan nyaman.
Dalam chatingan itu, oknum yang mengaku sebagai Zul Manurung menyanggupinya dengan kesepakatan Yudi harus mengirimkan sejumlah uang untuk biaya pemindahan kerabatnya tersebut.
Oknum yang mengaku Zul itu kemudian menyebutkan biasanya dia meminta biaya untuk pindah kamar sebesar 1,5 juta. Tetapi karena Yudi merupakan teman dari Naibaho yang kenal dekat dengannya, Zul pun menurunkan harganya menjadi 1 juta rupiah saja.
“Boleh pak Yudi, izin ya pak biasanya untuk biayanya 1,5 Ratus saya minta, dan berhubung ini ada sangkut pautnya sm bg naibaho untuk kamarnya 1 jt saja pak. Gimana pak,” ucap Zul menjawab permohonan Yudi via whatsapp.
Karena kerabatnya orang susah, Yudi menyampaikan gak sanggup memenuhi permintaan Zul dan mohon keringanan. “Pak maaf, gak sanggup pak, orang susah dia. Makanya sy mintak tolong pak”, balas Yudi.
Untuk memastikan agar urusan pemindahan kamar itu berlangsung aman dan lancar Yudi Panjaitan kemudian membuat janji bertemu dengan oknum yang mengaku sebagai Zul Manurung. Pertemuan pun disepakati pada hari Jumat tanggal 21 Maret 2025 di salah satu warung di Simpang Sei Bejangkar. Yudi sampai di warung Soto Simpang Sei Bejangkar sekitar jam 15.00 Wib sore.
Di warung itu orang yang mengaku sebagai Zul Manurung dengan perawakan bertubuh tegap berambut pendek dan mengenakan topi telah duduk berdua bersama seorang temannya mengaku bernama Iwan. Iwan ini kemudian meyakinkan bahwa dia disuruh Naibaho menjumpakan Zul Manurung dengan Yudi. Dalam pertemuan tersebut orang yang mengaku Zul Manurung langsung menyalami Yudi dan mengajaknya masuk ke dalam mobil Avanza Veloz berwarna putih.
Di dalam mobil, orang yang mengaku sebagai Zul Manurung menyampaikan tidak bisa berlama – lama karena hendak berangkat ke Medan bersama Kalapas. Dia pun langsung “to the point” menanyakan tambahan uang yang sebelumnya telah disepakati dalam percakapan via whatsapp. Soal pemindahan kamar sepupunya Yudi, dia pastikan dilakukan pada hari Senin.
Singkat cerita, mendengar penuturan tersebut Yudi langsung percaya dan menyerahkan amplop berisi uang sebesar Rp 300 ribu ketangannya. Yudi pun tidak lagi memperhatikan dengan seksama wajah orang yang ditemuinya sesuai dengan foto dalam profil WA nya atau tidak. Orang yang mengaku bernama Zul Manurung dimaksud pun kemudian pamit meninggalkan Yudi bersama Iwan di warung tersebut.
Setelah itu Iwan yang mengendarai sepeda motor Honda CB berwarna hitam mengajak Yudi menuju arah Lapas Labuhan Ruku dan berhenti di sebuah kios untuk membeli rokok. Iwan meminta Yudi membelikan rokok dan memberinya uang minyak karena sudah disuruh Naibaho menjumpakannya dengan orang yang mengaku bernama Zul Manurung.
Tetapi setelah ditunggu selama berhari – hari adik sepupu Yudi yang ditahan di Lapas tak juga pindah kamar. Dan orang yang mengaku Zul Manurung tadi dihubungi selalu menjawab dengan berbagai alasan dan ujung – ujungnya meminta uang tambahan. Akhirnya Yudi yang sudah tidak sabar menceritakan persoalan ini kepada wartawan Metro Online untuk dipublikasikan.
Yudi Panjaitan yang merasa telah ditipu oleh orang yang mengaku Zul Manurung tadi kemudian memberikan screenshoot foto profil akun wahtsapp beserta screnshot percakapan dan bukti transfer uang ke rekening atas nama Mellyza yang sebelumnya disebutkan merupakan istri dari orang yang mengaku Zul dimaksud sebagai bukti awal adanya dugaan jual beli kamar di Lapas Labuhan Ruku.
Mendapat informasi dan bukti – bukti tersebut, kemudian awak media mencoba menghubungi nomor orang yang mengaku sebagai Zul Manurung itu baik via whatsapp maupun telepon biasa untuk konfirmasi, namun tidak berhasil karena nomornya sedang tidak aktif.
Berita terkait dugaan adanya jual beli kamar itu pun sempat tayang di Metro Online Senin 7 April 2025 sekira pukul 13.50 Wib. Selang 2 jam kemudian beberapa orang yang membacanya di group whatsapp membagikan link berita tersebut ke pegawai Lapas Labuhan Ruku.
Salah seorang pegawai Lapas Labuhan Ruku Zulfan Manurung menghubungi wartawan Metro Online dan menyatakan merasa syok dan terkejut membaca berita tersebut. Karena pegawai berinisial Zul dan bermarga Manurung di Lembaga Pemasyarakatan Labuhan Ruku hanya ada satu orang yaitu dirinya yang bernama lengkap Zulfan Manurung.
Dijelaskannya, dia tidak ada melakukan perbuatan sebagaimana dipublikasikan. Zulfan menegaskan dirinya sama sekali tidak mengenal Wahyudi Panjaitan alias Yudi sebagaimana disebutkan dalam pemberitaan. Zulfan Manurung pun meminta kepada Metro Online mempertemukannya dengan Yudi yang menyebut namanya dalam pemberitaan itu.
Keesokan harinya Selasa (08/04/2025) Metro Online berkunjung ke Lapas Kelas IIA Labuhan Ruku untuk melakukan klarifikasi dan konfirmasi secara langsung dengan Zulfan Manurung.
Dalam pertemuan itu Zulfan Manurung menjelaskan dirinya tidak pernah melakukan komunikasi baik via whatsapp maupun telepon dengan Yudi. Bahkan Zulfan menegaskan sama sekali tidak kenal dan tidak pernah bertemu dengan Wahyudi Panjaitan alias Yudi sebagaimana diberitakan.
Sedangkan terkait akun whatsapp bernomor 0853-7278-8287 dan nomor 0853-7278-8286 menggunakan foto profilnya berpakaian seragam pegawai Lapas bersama istri dan anak, yang disebutkan Yudi berkomunikasi dengannya itu bukan akun whatsapp Zulfan Manurung. Mengenai rekening bank atas nama Mellyza juga bukan rekening istrinya. Karena istri Zulfan Manurung namanya bukan Mellyza.
Mengenai foto profil yang digunakan berupa foto dia bersama istri dan anaknya yang masih bayi itu adalah foto lama lebih kurang 5 tahun lalu yang diduga diambil orang tidak bertanggung jawab dari media sosial facebooknya untuk disalah gunakan.
“Yang jelas kedua akun whatsapp tersebut bukan lah akun whatsapp saya. Kepada khalayak ramai diimbau untuk tidak melayani akun whatsapp tersebut, karena akun dimaksud bukan saya. Bila ada masyarakat yang dihubungi dan dirugikan oleh akun tersebut silakan laporkan ke pihak yang berwajib,” tegas Zulfan Manurung.
Zulfan menambahkan jika hal seperti ini terjadi lagi agar langsung melaporkan oknum tersebut ke Lapas terkait atau ke bagian penindakan Lapas agar lebih jelas dan terang benderang benar tidaknya yang berbuat itu petugas Lapas atau hanya orang yang menipu dan memanfaatkan keadaan.
Yudi yang turut serta dalam pertemuan itu juga mengakui bahwa orang yang ditemuinya mengaku sebagai Zul Manurung di warung soto Simpang Sei Bejangkar pada hari Jumat 21 Maret 2025 tempo hari memang bukan Zulfan Manurung yang bertugas di Lapas Labuhan Ruku.
“Iya pak, mohon maaf memang bukan bapak orang yang saya temui dan mengaku sebagai Zul Manurung di Simpang Sei Bejangkar tempo hari,” ujar Yudi tersadar dan merasa telah ditipu oleh orang yang mengaku sebagai Zul Manurung.
Wahyudi Panjaitan pun menceritakan ciri – ciri orang yang mengaku sebagai Zul Manurung itu berbadan tegap dan berkulit hitam. Sedangkan rambutnya tidak terlihat karena yang bersangkutan mengenakan topi, namun sepintas bila dilihat dari samping sebelah kuping rambutnya pendek dan tipis seperti pangkas cepak.
Selanjutnya Yudi menyampaikan permohonan maaf atas kesalahannya telah menyebut nama Zul Manurung pegawai Lapas Labuhan Ruku meminta uang untuk pemindahan kamar kerabatnya.
“Ternyata orang yang saya temui di warung soto Simpang Sei Bejangkar itu adalah seorang penipu yang sengaja menggunakan foto profil Zulfan Manurung dalam akun whatsapp nya dan mengaku bernama Zul Manurung,” kesal Wahyudi Panjaitan sembari kembali menyampaikan permohonan maaf kepada Zulfan Manurung yang asli.(jt)
telah dibaca :
457