(Suasana sholat Idul Adha di anggar Lanud RSA)
Natuna, Metro Online – Udara pagi di Natuna begitu sejuk pada Jumat (6/6/2025). Langit Hanggar Timur Lanud Raden Sadjad (RSA) tak hanya menaungi pesawat dan aktivitas militer, tapi juga menjadi saksi khidmatnya pelaksanaan Sholat Idul Adha 1446 H. Suasana haru dan khusyuk menyatu dengan lantunan takbir, menyulut semangat kebersamaan yang menghangatkan pulau di perbatasan utara Indonesia ini.
Tak kurang dari ratusan jamaah hadir. Mereka terdiri dari personel Lanud RSA, Satrad 212 Ranai, Denhanud 477 Kopasgat, hingga masyarakat sekitar. Semua larut dalam kekhidmatan ibadah, duduk berjejer di hanggar yang hari itu berubah fungsi menjadi rumah spiritual sementara.
Makna Kurban yang Menyatukan
Bertindak sebagai imam sekaligus khatib, Ustadz H. Ngatourrohman, S.S., M.Hum., menyampaikan khutbah yang menggetarkan hati. Ia mengangkat kembali kisah legendaris Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ‘alaihissalam — dua sosok yang menjadi simbol puncak keikhlasan dan kepatuhan kepada Allah SWT.
“Tiga pelajaran penting dari kisah ini tak boleh kita lupakan,” ujar sang khatib. “Ketaatan mutlak, penghormatan terhadap jiwa manusia, dan makna simbolis penyembelihan sifat-sifat rendah dalam diri — semua itu menjadi inti dari semangat kurban.”
Khutbah itu tidak hanya menggugah, tapi juga menjadi cermin diri bagi setiap jamaah. Bahwa ibadah kurban tak sekadar ritual, melainkan perwujudan nilai-nilai luhur yang perlu hidup dalam keseharian.
Pangkal Semangat dari Ujung Negeri
Mewakili Komandan Lanud RSA Kolonel Pnb I Ketut Adiyasa Ambara, Kadisops Letkol Nav Nanang Afandik menyampaikan pesan penuh makna: “Idul Adha ini adalah momentum untuk meneguhkan keikhlasan dalam pengabdian. Tak hanya kepada institusi, tapi juga keluarga dan masyarakat.”
Tema tahun ini, “Ikhlas Berkurban, Berbagi Kebahagiaan dan Memupuk Kepedulian untuk Merajut Kebersamaan”, bukan hanya slogan. Di Natuna, jauh dari hiruk-pikuk kota besar, semangat itu benar-benar hidup. Usai sholat, kegiatan berbagi daging kurban pun dilakukan bersama warga. Tidak ada sekat. Prajurit dan masyarakat duduk setara, menjunjung tinggi nilai gotong royong dan solidaritas sosial.
Simbol Persatuan dari Pinggiran Nusantara
Sholat Idul Adha di Lanud RSA bukan sekadar agenda tahunan, tapi telah menjadi simbol persatuan di ujung negeri. Di tempat di mana batas negara dijaga ketat, semangat kebersamaan tetap menjadi benteng utama.
Tak hanya menjaga kedaulatan udara, para personel Lanud RSA juga menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan keberagamaan yang tumbuh kuat di tanah Natuna.
Idul Adha 1446 H di Lanud RSA telah menjadi lebih dari sekadar ibadah — ia adalah pelajaran hidup, momentum refleksi, dan penguat simpul-simpul kemanusiaan yang terus dirajut di tengah samudera.(Roy)
telah dibaca :
90