(Keterangan foto : Kepala Biro Humas dan Protokol Kementerian ATR/BPN Harison Mocodompis.)
Jakarta, Metro Online – Karnaval Kemerdekaan berisi kendaraan hias dari berbagai kementerian/lembaga dan BUMN yang bergerak mulai dari Monas (Monumen Nasional), melewati Patung Kuda, Bundaran HI, dan berakhir di Simpang Semanggi ini berlangsung sukses.
Rangkaian acara dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan menarik. Mulai dari nyanyian lagu kebangsaan Indonesia Raya oleh Tim Sabang Merauke, diikuti oleh penampilan lagu dari penyanyi Yura Yunita. Ada pula pertunjukan tarian nusantara yang siap memukau masyarakat. Barulah setelah itu, Presiden Prabowo akan memimpin flag off peserta karnaval, yang diiringi oleh alunan drum band.
Hal itu disampaikan Kepala Biro Hubungan Masyarakat (Humas) dan Protokol Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Harison Mocodompis kepada wartawan, Senin (19/08/2025).
Kementerian ATR/BPN sendiri, kata Mocodompis, menampilkan kendaraan hias dengan konsep bertajuk “Tanah Bersertipikat, Negeri Berdaulat,” yang divisualisasikan melalui peta holografik 3D tanah bersertipikat elektronik, patok tanah, hingga miniatur Kantor Pertanahan. Simbol tersebut ingin menegaskan bahwa kepastian hak atas tanah adalah fondasi kedaulatan dan masa depan bangsa.
“Rangkaian kendaraan hias dan atraksi bergerak dari Silang Monas, kemudian melintasi Bundaran HI, dan berakhir di kawasan Simpang Semanggi,” kata Harison Mocodompis lagi.
Sementara Kepala Bagian Pemberitaan, Media dan Hubungan Antar Lembaga (PMHAL) Kementerian ATR/BPN, Bagas Agung Wibowo menjelaskan dalam perhelatan itu Kementerian ATR/BPN berkolaborasi dengan Kementerian Transmigrasi serta Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal.
“Mobil karnaval ketiga kementerian mengusung tema “Cendrawasih di Tanah Nusantara, dengan narasi besar Tanah Bersertipikat, Transmigrasi Patriot, Desa Mandiri dan Berdaya, Indonesia Sejahtera,” terangnya.
Dikatakannya kolaborasi tiga kementerian ini menjadi wujud kesinambungan pembangunan bangsa melalui satu narasi bersama untuk menunjukkan bagaimana tanah, pembangunan wilayah, dan desa yang mandiri menjadi pilar utama masa depan Indonesia.(jt)
telah dibaca :
78