(Satgas Pangan Polres Natuna saat melakukan pengecekan harga)
Natuna, Metro Online – Sabtu pagi cuaca ibukota Kabupaten Natuna, sedang tidak baik – baik saja. Hujan sedang bercampur angin membuat sebahagian masyarakat enggan untuk keluar. Namun tidak dengan anggota polres Natuna. Di tengah lalu lintas agak renggang, sekelompok petugas berseragam tampak memasuki sebuah toko sembako besar di kawasan pasar. Mereka bukan pembeli biasa. Hari itu, Tim Satgas Pangan Polres Natuna turun langsung ke lapangan untuk memastikan harga dan stok beras tetap aman bagi masyarakat.
Dipimpin oleh IPDA Jemmy Hatmoko, S.H., tim gabungan dari Polres Natuna, Perum Bulog, Dinas Perdagangan, dan Dinas Ketahanan Pangan menyambangi sejumlah distributor dan toko penjual beras. Tiga titik utama menjadi sasaran Devon Smart Market, Distributor Yafindo Natuna Permata, dan Toko Cahaya Kencana.
“Tujuan kami sederhana, memastikan masyarakat mendapatkan beras dengan harga wajar dan stok tetap aman,” ujar Jemmy di sela kegiatan, sembari mencatat hasil pengecekan di lapangan.
Suasana sidak berlangsung tertib. Petugas tampak memeriksa karung demi karung beras, mencatat harga jual, dan berdialog dengan pemilik toko. Hasilnya cukup melegakan, harga beras medium dan premium masih di kisaran Rp12.000–Rp14.400 per kilogram, di bawah batas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Di gudang milik salah satu distributor, Kepala Cabang Bulog Natuna, Delly Bayu Putra, memastikan stok beras masih mencukupi kebutuhan masyarakat hingga beberapa bulan ke depan.
“Distribusi beras berjalan lancar, tidak ada penimbunan. Semua stok bisa disalurkan sesuai permintaan pasar,” ungkapnya,Minggu,25/10/2025.
Langkah sidak ini bukan sekadar rutinitas. Di wilayah kepulauan seperti Natuna, jauh dari pusat distribusi nasional, keterlambatan pasokan bisa berdampak langsung pada kenaikan harga. Karena itu, sinergi antara kepolisian, Bulog, dan instansi terkait menjadi kunci menjaga stabilitas pangan.
Kasat Reskrim Polres Natuna, Iptu Richie Putra, S.H., M.H., menegaskan bahwa pengawasan semacam ini akan terus dilakukan secara berkala.
“Kami ingin memastikan tidak ada gejolak harga. Masyarakat harus tenang, stok beras cukup dan harga masih sesuai ketentuan,” ujarnya.
Menjelang siang, tim menyudahi kegiatan sidak. Senyum petugas dan para pedagang menggambarkan satu hal,di ujung utara Indonesia ini, kerja sama lintas instansi terus dijaga agar kebutuhan pokok masyarakat tetap terjamin.
Bagi masyarakat Natuna, beras bukan sekadar bahan pangan. Ia adalah bagian dari ketenangan hidup sehari-hari. Dan di tengah tantangan distribusi di daerah kepulauan, upaya kecil seperti sidak ini menjadi bagian penting dari menjaga “denyut” ekonomi dan kesejahteraan warga di perbatasan.(Roy)
telah dibaca :
112


