(Ketua PIA Ardhya Garini Cabang 17/D.I, Ny. Dewi I Ketut Adiyasa, dengan senyum lebar, menyuapi Serda Aurelia Annisa dengan sepotong kue tart)
Natuna, Metro Online – Suara tawa ringan terdengar di sela-sela doa dan ucapan selamat. Di Graha Serasan, Lanud Raden Sadjad (RSA) Natuna, suasana hangat bercampur khidmat menyelimuti peringatan Hari Ulang Tahun ke-62 Wanita TNI Angkatan Udara (Wara), Selasa (12/8/2025).
Di tengah dekorasi sederhana, sebuah kue tart berlapis putih berdiri di meja utama. Ketua PIA Ardhya Garini Cabang 17/D.I, Ny. Dewi I Ketut Adiyasa, dengan senyum lebar menyerahkannya kepada Serda Aurelia Annisa. Tepuk tangan riuh mengiringi momen itu sebuah simbol penghormatan kepada seluruh Wara yang telah mengabdikan diri, tak hanya di garis depan operasi, tetapi juga di tengah masyarakat.
Perempuan di Garis Udara
Bagi sebagian orang, Wara mungkin identik dengan seragam biru langit dan langkah tegap di lapangan upacara. Namun di Natuna, gugusan pulau di ujung utara Indonesia berbatasan langsung dengan Laut Cina Selatan, peran mereka jauh lebih dari itu. Mereka adalah bagian dari denyut nadi pertahanan negara di wilayah strategis, sekaligus tangan-tangan lembut yang hadir di tengah masyarakat perbatasan.
“Pengabdian itu tak selalu soal senjata. Kadang, justru melalui setetes darah untuk yang membutuhkan, atau sekantong beras untuk keluarga sedang kesulitan,” ujar Danlanud RSA Kolonel Pnb I Ketut Adiyasa Ambara, merujuk pada kegiatan sosial telah dilaksanakan Wara. Donor darah, pembagian sembako, ziarah ke Taman Makam Pahlawan Ranai, hingga olahraga bersama warga.
Tema peringatan tahun ini“Dengan Semangat Kanya Bhakti Sakti Sejati, Wara Sebagai Prajurit Profesional Siap Mewujudkan TNI AU yang Adaptif, Modern, Profesional, Unggul, dan Humanis”bukan sekadar rangkaian kata. Bagi para Wara di Lanud RSA, ini adalah kompas pengabdian.
Mereka berlatih keras, menjaga disiplin, dan terus mengasah keterampilan teknis maupun kepemimpinan. Namun, di saat sama, mereka merawat sentuhan humanis, menyapa warga pesisir, membimbing anak-anak sekolah yang penasaran melihat pesawat tempur lepas landas, hingga memberi dukungan kepada rekan-rekan prajurit jauh dari keluarga.
Rasa Syukur di Langit Natuna
Bagi Serda Aurelia, tahun ini menerima potongan kue pertama, peringatan HUT Wara adalah saat untuk berhenti sejenak dan menengok ke belakang. “Kami di sini bukan hanya menjaga langit, tapi juga menjaga hati, agar tetap tulus melayani, di mana pun kami ditugaskan,” ucapnya singkat namun penuh makna.
Acara ditutup dengan doa bersama. Di luar gedung, angin laut Natuna bertiup kencang, seolah ikut merayakan perjalanan enam dekade lebih Wara mengabdi. Di langit biru yang mereka lindungi, semangat itu akan terus bergaung, profesional, adaptif, dan humanis dari ujung perbatasan, untuk seluruh Indonesia.(Roy)
telah dibaca :
22